1. Sahwan pria kelahiran peresak tanggal 12 Maret 1975 pertama kali berangkat pada tahun 1990 bersama 112 orang se Lombok dengan Negara tujuan Malaysia. Biaya keberangkatan Rp 2.500.000 karena memakai pesawat untuk menuju Negara tujuan migrasi, sumber pembiayaannya dengan menggadaikan tanah milik orang tua. Pekerjaan dinegara tujuan yaitu motong buah dengan gaji perbulan 750 RM. Lama bekerja disana 2 tahun dan balik pada tahun 1992. Pria berkumis ini saat ini memiliki aktivitas rutin menjadi petani-peternak, aktif juga sebagai ketua kelompok penyangga hutan yang anggotanya adalah manatan dan keluarga TKI yang bertujuan untuk memberdayakan mereka agar tidak memasuki dan merusak hutan. Disamping itu dia juga dipercaya oleh masyarakat dan POLHUT menjadi anggota masyarakat mitra polhut (MMP) yang dibentuk tidak lama ini.
2. Haji Adnis Said lahir di Lingkung Lauk, 31 desember 1966 berangkat ke malaysia pada tahun 1996 bersama 30 orang dengan tujuan Malaysia barat dan memakai jalur gelap dengan biaya Rp 140.000 didapatkan dari hasil jual sapi. disana ia bekerja di bangunan dengan gaji 80 RM perhari, bekerja hanya selama 1 tahun dan balik pada tahun 1997 dan mengembangkan apa yang didapatkan disana dengan membuat berbagai macam keperluan bangunan yang bersumber dari semen dan pasir. Aktivitas sehari-hari yang lain pak haji saat ini adalah menjadi petani-peternak dan sibuk mengurus warga sebagai kepala dusun Lingkung Lauk.
3. Muh. Yanni, kelahiran kembang seri, 31 desember 1987 yang saat ini berumur 29 tahun, pria yang sudah 3 bermigrasi dan pertama kali berangkat pada tahun 2004-2006 dengan biaya pada saat itu Rp. 3.500.000 hasil dari menjual sapi, Negara tujuannya adalah Malaysia barat. alasan keberangkatannya pun tidak biasa juga hanya karena tidak diberikan sekolah polisi oleh orang tuanya pada saat itu. Saat itu usianya masih 16 tahun yang secara aturan tidak diperbolehkan berangkat, dia berangkat bersama 60 orang lainnya dan bekerja di perkebunan sawit dengan gaji 700 RM perbulan, adapu keberangkatn berikutnya yaitu 2007-2008 dan 2009-2011.
Pada saat kepulangannya yang ke3 ini kebetulan ada pemilihan kepala dusun dan salah satu syaratnya adalah harus lulus SLTP, dan dia kebetulan satu-satunya saat itu orang yang sudah lulus SLTP, sejak saat itu sampai sekarang dia merupakan kepala dusun kembang seri salah satu dusun yang paling utara dan berada di kawasan TNGR yang konon sampai sekarang angka perinikahan dini sangat tinggi hingga menyasar ke anak-anak SD, demikian juga banyak angka perceraian juga sangat tinggi akibat dari pernikahan dini dan migrasi. Saat inipun dia mencoba untuk bagaimana kemudian meminimalisir angka pernikahan dini dan percereaina di dusun yang ia pimpin. Saat ini juga dia tercatat sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Lombok timur yang mengambil jurusan ilmu dan berancana akan pindah jurusan ke jurusan pertanian karena potensi lahan yang masih banyak dikawasan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar