Selasa, 02 Mei 2017

Lestarikan Adat Suku Sasak, Remaja Putri Tetebatu Gelar Pertemuan



Dokumentasi Pertemuan Remaja Putri
Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia. Secara geografis, Nusa Tenggara Barat terletak di kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Sumbawa dan Lombok. Mayoritas penduduk pulau Sumbawa adalah suku Bima, sedangkan di  pulai Lombok adalah Suku Sasak.


Kedua suku tersebut memiliki busana/pakaian adat yang khas. Busana Adat Sasak adalah busana yang dibuat, dipakai serta didukung oleh masyarakat sasak. Busana adat Sasak dalam perkembanganya dipengaruhi oleh budaya Etnis Melayu, Jawa, Bali dan Bugis. Pengaruh dari berbagai etnis tersebut beralkulturasi menjadi satu dalam tampilan busana adat Sasak. Busana adat Sasak di berbagai wilayah/desa memiliki berbagai bentuk variasi yang mencirikannya. Hal tersebut dikarenakan budaya Sasak bersendikan agama maka busana Sasak disesuikan dengan aturan agama yang dianut (mayoritas orang Sasak; pemeluk Islam).



Kelestarian adat harus tetap dijaga. Salah satunya yaitu pakaian adat. Namun tidak semua wilayah/desa memiliki pakaian adat yang khas untuk tetap mempertahankan kelestarian adat setempat. 
 

Kantor desa Tetebatu biasanya terlihat sepi dan terkunci pada hari minggu. Namun sesuatu yang berbeda terlihat pada minggu pagi kemarin (30/04). Remaja puteri Tetebatu khusunya dusun Tetebatu meramaikan kantor desa untuk melaksanakan pertemuan perdana. Pertemauan tersebut bertujuan untuk menyatukan pendapat mengenai baju adat persatuan yang berlangsung atas keinginan dan antusias para remaja sendiri. Berawal dari usulan salah seorang remaja yang ingin menunjukan kekompakannya. Usulan tersebut mendapat tanggapan positif hingga akhirnya pertemuan berlangsung.





Jam 08.00 WITA pintu gerbang kantor desa terbuka, satu demi satu remaja desa berjalan memasuki pintu gerbang, hingga akhirnya terkumpul 13 remaja. Semuanya adalah para remaja yang berasal dari dusun Tetebatu. Informasi yang disebar oleh salah seorang dari remaja puteri ini memang tidak meluas. Hal ini dikarenakan keterbatasan kontak (nomor handphone) dan masih terkesan mendadak. Remaja yang hadirpun ada yang tidak tau sama sekali tujuan pertemuan tersebut.

Dokumentasi Pertemuan Remaja Putri


Diskusi dimulai tepat pukul 08.35 WITA. Semua remaja mengeluarkan pendapat. Berbagai usulan disampaikan dan di terima untuk dipertimbangkan. Setiap desa memiliki ciri khas tersendiri. “Mari kita tunjukkan kekompakan kita melalui pakaian adat ini”, ungkap salah seorang remaja. Pakaian adat merupakan pakaian yang wajib akan dikenakan setiap remaja desa minimal satu kali seumur hidup yaitu saat upacara pernikahan. Namun hingga saat ini belum ada remaja yang menggunakan pakaian adat hanya ketika upaca pernikahannya. Rata-rata mereka pernah mengenakan baju adat sebelum ataupun setelah upacara pernikahan.


Pertemuan berjalan dengan lancar dan berakhir pukul 09.25 WITA. Setiap keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama dengan cara pemungutan suara. Baju adat persatuan yang akan dibuat adalah kebaya (sudah jadi, hanya berbeda ukuran) dengan warna biru muda. Bawahan kain songket warna hitam bermotif serta ikat pinggangnya (bebet). Dana sementara hanya berasal dari para remaja sendiri dengan nominal dan teggang waktu yang sudah disepakati bersama. “Semoga kita mendapatkan bantuan dana dari desa untuk melengkapi kebutuhan yang masih kurang”, ujar salah seorang remaja.

Dukungan dari semua pihak, baik desa maupun masyarakat sangat diharapkan demi kemajuan dan kekompakan bersama. Bukan hanya pakaian adat tetapi para remaja juga siap menyumbangkan tenaga dalam acara-acara adat ataupun acara desa yang membutuhkan mereka. 



Dukungan dari semua pihak, baik desa maupun masyarakat sangat diharapkan demi kemajuan dan kekompakan bersama. Bukan hanya pakaian adat tetapi para remaja juga siap menyumbangkan tenaga dalam acara-acara adat ataupun acara desa yang membutuhkan mereka.

Desa Tetebatu adalah desa wisata yang harus melestarikan adat dan menunjukan ciri khas tersendiri. Disanalah letak salah satu ketertarikan sebuah desa wisata. Hal tersebut ingin diwujudkan oleh para remaja melalui langkah kecil nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar